Subscribe:

Senin, 23 Juli 2012

Teks Pidato TGB Dr. TGKH. M. Zainul Majdi, Ma pada saat Hultah NWDI ke 77 di Pancor


Berikut ini Teks Pidato  Tuan Guru Bajang Dr. TGKH. M. Zainul Majdi, Ma.Yang disampaikan dalam acara Hultah NWDI ke 77 Hari Ahad, 15 Juli 2012 M / 25 Sya'ban 1433 H di Pancor. Naskah ini diketik Ulang oleh kader HIMMAH Sesuai dengan Rekaman Video yang di liput di arena HULTAH NWDI Ke- 77 di Aula YPH PPD NW Pancor.

PIDATO HULTAH NWDI KE-77 DI PANCOR LOMBOK TIMUR
TGB. Dr. KH.M. ZAINUL MAJDI MA.

بسم الله وبحمده
السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

الحمد لله. الحمد لله الذي أنعم علينا نعمة الإيمان و الإسلام وتمام بهما من نعمة. الحمد لله الذي أنعم علينا بنعمة نهضة الوطن وما أعظمها بالنعمة. أشهد أن لاإله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده و رسوله الذي لا نبي بعده. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه ومن تبع هداه. اللهم أصلح أمة محمد صلى الله عليه و سلم. و فرج عن أمة محمد صلى الله عليه و سلم. وارحم أمة محمد صلى الله عليه و سلم. وانشر و احفظ وأيد نهضة الو طن فى العالمين بحق محمد صلى الله عليه و سلم. أما بعد.


POKOKNYA. NW. POKOK NW. IMAN DAN TAQWA. 3x

Uminda dan Ayahanda, yang tiang muliakan, Khadratul Masyaikh wabil khusus Al-Walid Al-Mukarrom Kiyai Haji Abdurrosyid Abdullah As-Safi`I, Wal-Hadid Ismail Musiri Al-Makki, beserta seluruh Masaiykh, Guru-Guru Tiang, Pimpinan Dewan Mustasyar, para Tokoh, Sesepuh Nahdlatul Wathan, para Abituren, para Pimpinan Ma`had yang semuanya Tiang muliakan dan tiang cintai. Wakil Gubernur, Pimpinan DPRD, para Bupati dan Wali Kota, Bapak Deputi Mentri Koprasi dan UKM, para Tokoh Pengurus Nahdlatul Wathan dan seluruh Badan Otonom dan Non Otonom Nahdlatul Wathan dari tingkat Pengurus Besar (PB) sampai Pengurus Cabang, Anak Cabang dan Ranting yang semuanya Tiang cintai dan Tiang hormati. Anak-anakku para Santri dan Santriwati, Thullab dan Tholibat Ma`had Darul Qur`an Wal-Hadits Al-Majidiah As-Syafi`iyah. (فتح الله علينا فتوح العا رفين) Semoga anak-anak Ma`had terus menerus menjadi orang-orang terdepan di dalam memperjuangkan Nahdlatul Wathan Amin…ya Rabbal `Alamin….!

Seluruh santri dalam lingkup Pondok Pesantren Darunnahdlatain khususnya yang tadi telah kita saksikan di depan Tiang Pelungguh bersama mendapatkan penghargaan dari Pondok Pesantren atas prestasinya. Alhamdulillahi Robbil`alamin, bangga hati Tiang Pelungguh enggih…..! mudah-mudahan trus menerus ne berombok bije jari Tiang Pelungguh siq berprestasi. Insya’Allah Amin Ya…Rabbal`alamin……!

Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, para Hadirin sekalian. Warga Nahdliyin Nahdliyat yang datang dari tempat jauh, termasuk para anggota DPR RI Bapak Rahmat Hidayat, Bapak Dr. Abdurrahman Abdullah dan  semua tamu, yang tiang muliakan. Alhamdulillah Wa Syukurillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT. Dekne arak sik tiang bau sampaiang lek pelungguh pada kesempatan yang mulia ini, selain tiang mengajak tiang pelungguh teluek-luek ngucapang syukur lek de side Allah SWT. Alhamdulillahi Robbil`almin lek jelo mangkin niki 25 Sya`ban 1433 H tiang pelungguh, kita semua dapat hadir di tempat ini, tempat yang baik karena tidak henti-hentinya semasa hayat Al-Magfurulahu, tempat ini diinjak oleh kaki-kaki para ulama’ lekan Mekah, lekan Madinah, lekan Mesir, Alhamdulillah sampai saat ini juga tetap diinjak, didatengi oleh orang-orang yang baik dari seluruh penjuru. Alhamdulillahirobbil`alamin.

Sai orang baik niki ….? Pelungguh semuanya para pecinta Al-Magfurulahu Maulanassyaikh Alhamdulillahirobbil`alamin. 25 Sya’ban 1433 H. tiang pelungguh memperingati ulang tahun perjuangan. Nahdlatul Wathan itu lahir, dibentuk oleh Al-Magfurulahu Maulanassyaikh untuk menghimpun ite selapuk untuk berjuang. Maka  setiap Hultahnya adalah Hultah Perjuangan. Mangkin 25 Sya’ban laeek…! 77 tahun yang silam. Tepatnya pada 15 Jumadil Akhir 1356 H. Lebih sekedik 77 tahun menurut perhitungan Hijriyah atau menurut perhitungan Miladiah Tanggal 22 Agustus 1936 sekitar hampir 76 Tahun yang lalu,  NWDI didirikan oleh Al Magfurulah Maulanassyaikh, 77 tahun silam. Usia yang panjang kalau bahasa tiang pelungguh, sudah cukup tua. Wah ngonek 77 Tahun, tapi Alhamdulillah masih terjaga dan dipelihara oleh Allah SWT. Bahkan murid-murid Al Magfurulah pecinta-pecinta Al-Magfurulahu, setiap waktu semakin berombok dengan sik cinta lek Al Magfurulah. Ndek ne sekedar sik dengan sak bedait doang secara langsung, bahkan sik endek ne wah bedait, yang tidak pernah bejumpa dan melihat secara langsung, begitu mendengar kisah perjuangan beliau, lansung jatuh hati kepada Al-Magfurulahu.

Apa maknanya Bapak-Bapak/Ibu-Ibu hadirin khadirat yang berbahagia? Lamun te mele te sayang te kangen sik dengan, kalau kita mau disayangi, dicintai dan diingat bahkan jauh setelah kita wafat, maka mari di dalam kehidupan kita ini, kita isi umur kita dengan kebaikan. Mun te ngisik ye sik kebagusan daka’ te wan ninggal 5 Tahun 10 Tahun, termasuk Al-Magfurulahu Maulanassyaikh Tanggal 21 Oktober 1997 M. 15 Tahun yang lalu, sudah wafat, tapi tetap kita cinta, tetap kita ingat Bapak Ibu enggih….! Ingat Bapak Ibu….? 

Alhamdulillah 6 Tahun setelah itu, didirikan oleh Al-Maghfurullah Nahdltul Wathan. Nahdlatul Banat Diniah Islamiah, Tanggal 15 Rabi`ul Akhir 1363 H, 7 tahun setelah 1356, kemudian 1363 H dibangun Nahdlatul Banat. Mengapa? Karena Al Magfurulah sadar, bahwa kalau perempuan, sebagai mana disampaikan dalam satu atsar bahwa setengah dari masyarakat adalah kaum perempuan. Ndek mungkin masyarakat di NTB maju mun dengan nine ndek ne maju, dek ne mungkin. Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, bahkan seluruh alam ini maju, peradabannya hebat, kecuali dengan nine endah harus maju.

Dua NWDI dan NBDI ini disebut oleh Al Magfurulahu sebagai “Dui Tunggal Pantang Tanggal” maknanya dua sik besopok sik endek ne kanggo te pisah, NWDI dan NBDI. Beberapa waktu kemudian pada 1953 Al-Magfurulahu begitu melihat banyak madrasah-madrasah di seluruh penjuru, tumbuh majlis-majlis ta’lim semakin banyak, amal-amal sosial, pantai asuhan semakin banyak, maka didirikanlah organisasi Nahdlatul Wathan. Telu perjuangan, mudah–mudahan dipelihara oleh Allah SWT. Alhamdulillahirobbil’alamin. Maka pada kesempatan ini Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu hadirin dan hadirat yang berbahagia pantas, untuk tiang pelungguh merenung. bagi tiang pelungguh, bagi kita warga Nahdlatul Wathan, yang mendapatkan ilmu di sekolah-sekolah Nahdlatul Wathan yang ada di majlis-majlis, abituren-abituren Nahdlatul Wathan yang pernah mendapatkan kebaikan langsung maupun tidak lansung dari Al Magfurulahu Maulanassyaikh. Pantas untuk tiang pelungguh pada kesempatan Hultah yang ke-77 ini dan seterusnya  merenungkan apa yang telah kita lakukan untuk menjaga perjuangan Nahdlatul Wathan. Bagaimana ite sebagai warga Nahdlatul Wathan tao bersyukur terhadap nikmat NW. Eee….jangan lupa Bapak-Bapak/Ibu-Ibu bahwa selapuk nikmat itu dari Allah SWT. Itu ada tanggung jawabnya. 

Di dalam Al-Qur’an Allah menceritakan tentang keadaan suatu kaum yang namanya kaum Saba’ . Nikmatnya banyak, besar, hebat, maju luar biasa tetapi begitu tidak mampu memelihara nikmat sedikit demi sedikit, satu persatu nikmat itu dicabut oleh Allah SWT. na’uzubillahi minzalik enggih…! tiang pelungguh Bapak-Bapak/Ibu-Ibu hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia, mewarisi karya ulama’ besar Al Magfurulah Maulanassyaikh. Guru dari kita semua, orang tua dari kita semua, bahkan kasih sayang Al-Magfurulahu semua bisa dirasakan, semua bisa menikmati bahkan jauh setelah wafat beliau. Kita semua yang mewarisi perjuangan Al-Magfurulahu Maulanassyaikh diberikan modal perjuangan Nahdlatul Wathan dengan sekian banyak madrasah, dan sekian banyak pantai asuhan, dan sekian banyak majlis ta’lim. Tidak ada kata lain bagi kita semua Bapak-Bapak/Ibu-Ibu kecuali mari te bareng-bareng nerusan perjuangan niki, te terusang perjuangan niki enggih..! tetap kita hidupkan kan madrasah enggih…!, tetap kita majukan majlis ta’lim enggih…! Tetap kita perkuat kekompakan kita enggih..! Alhamdulillahirobbil’alamin.

Bapak-Bapak/Ibu-Ibu para hadirin dan hadirat  yang berbahagia Al-Magfurulahu Maulanassyaikh Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan ada tujuannya. (لأغراض ). Ada cita-cita dibalik pendirian madrasah. Ada cita-cita dibalik NWDI dan NBDI. Al-Magfurulahu ndek wah sepanjang hidupnya melakukan sesuatu sik ndek ne bermanfaat, selapuk sik te laksana’ang oleh Al Magfurulahu pasti berdasarkn cita-cita mulia. Arak  tujuan ne. Sering tiang pelungguh disampaikan oleh Al-Magfurulahu (لإعلاء كلمة الدين. لعز الإسلام والمسلمين). Lembaga Nahdlatul Wathan ini wadah perjuangan untuk mencapai apa? Adekne ite, selapuk dengan islam sak arak lek NTB nie dek te kalah sik dengan lain, adek ne ite umat yang ada di NTB ine, bisa maju seperti umat-umat yang lain bisa maju, bahkan lebih dari yang lain. Melalui apa? Melalui dakwah islamiyah yang bermanfaat untuk umat .
ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفي الأخرة
Al-Magfurulahu Maulanassyaikh mendirikan Nahdlatul Wathan dengan cita-cita mulia, kan sering disebutkan oleh para ulama’  bahwa mun te mele sukses leq sopoq perjuangan, yang pertama; (صدق العظيمة). Maknanya harus ada keyakinan terhadap perjuangan itu. Kalau tidak ada keyakinan tidak mungkin akan sukses. Maka Nabi kita, Muhammad SAW mengatakan kalau ada keyakinan, kalau ada kepastian, dan ketetapan hati maka semua tantangan-tantangan seberat apapun akan terasa ringan, arak doang jalan te sampai lek tujuan. Yang kedua lamun te berjuang si no harus jelas tujuan te.  Pertama, keyakinan ada tetapi kalau tujuan tidak ada, maka tidak ada hasilnya. Harus jelas apa yang ingin kita capai, jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Yang paling panjang, untuk kita sebagai makhluk Allah adalah mencapai ridho Allah SWT. Untuk di dunia adek te bau mauk keberkahan ( ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفي الأخرة ) ne bagus dunian te, ne bagus akhirat te. Maknanya Rizkin te cukup, badan te sehat, bije jarin te jari bije jari sik bagus, sik berprestasi marak sak ngonek. Satu dari MA Mu’llimat dan empat dari MA Mu’allimin. Menunjukkan NWDI dan NBDI selalu berprestasi hebat!. Tidak hanya tingkat NTB tetapi tingkat Nasional. Yang tadi itu betul-betul dari madrasah yang memang pokok NWDI dan NBDI.  Ada empat orang dari NWDI dan satu orang dari NBDI. Tiang lulusan MA Mu’allimin tapi tidak pernah mendapat medali  tingkat Provinsi, tidak pernah Kabupaten pun tidak pernah. Apa lagi tingkat Nasional. Subhanallah. Bangga hati tiang, bangga hati side selapuk? Kita lihat anak-anak kita dan tidak hanya pada ilmu-ilmu sam’iyah. Tidak hanya dalam ilmu yang sering disebut ilmul islamiyah seperti Tafsir, Hadits. Kalau baca kitab Alhamdulillah siswa/siswi, murid-murid Nahdlatul Wathan pada Musabaqoh Fahmi Kutubitturos juga dapat prestasi.

Kalau sekarang kita lihat ada yang mendapat Mendali Emas, Medali Perak, Medali Perunggu dalam bidang ilmu apa? Ilmu Biologi, Ilmu Fisika, Ilmu Matematika, Ilmu Kimia. Masya’allah selapuk ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu islamiah, salah mun arak lek fikiran tiang pelungguh bahwa ilmu-ilmu islamiyah itu hanya Ilmu Tafsir, Nahu, Sharef Atau Balagoh tidak. Bukan hanya itu selapuk ilmu sak bermanfaat sak mudahang tiang pelungguh di dalam kehidupan, minak kehidupan tiang pelungguh jari semakin bagus, semakin maju, semakin mempermudah tiang pelungguh beribadah kepada Allah. ilmu yang menyebabkan ite mun te lalo naik haji lekan Lombok aning mekah si laek membutuhkan waktu  dua tiga bulan kalau sekarang membutuhkan waktu 10 jam. Ilmu apa yang menyebabkan kita cepat sampai disana? Bukan Ilmu Nahwu Sharf, Ilmu Balagoh, tetapi Ilmu Teknik. Ditemukan teknologi, ditemukan pesawat, semakin cepat kita sampai, semakin mudah kita beribadah. Ilmu yang mempermudah ibadah kita, yang mempermudah urusan dunia kita, yang memberikan kita jalan untuk mencari karunia Allah di dunia. Itu ilimu-ilmu keislaman. Selapuk warga Nahdlatul Wathan bije jarin de sekolahang supaya berprestasi. Itulah menjadi kebanggaan Al-Magfurulahu Maulanassyaikh.

Yang ketiga katanya ulama lamun te mele sukses (استقامة الطريقة). maknanya tetap terus istiqomah pada apa yang  ada pada garis perjuangan te bareng-bareng. Ndek ne arak manusia sehebat apapun bahkan dulu Nabi kita Muhammad SAW pun seperti itu. Ndek ne arak sopoq manusia sik mesak-mesak ne, yang sendirian mampu untuk mencapai suatu tujuan yang mulia. Perjuangan semakin besar maka semakin  banyak diperlukan kekompakan, semakin banyak yang harus berjuang untuk mencapai itu. Itilah sebabnya Maulanassyaikh mendirikan Nandlatul Wathan untuk menghimpun potensi umat “ sesungguhnya Allah SWT, pada orang-orang dijalan Allah itu kompak, agar orang-orang bercita-cita memperjuangkan sesuatu itu bersama-sama supaya saling mengisi. Arak sak skek kurang sik lain mengisi. Zainul Majdi ini banyak kurangnya. Side  sik ngisik tiang, side kurang tiang isi, te saling isi itulah nikmat Allah kata Nabi “ orang mukmin itu cermin bagi mukmin yang lain “. Maknanya sik te gitak apa sik arak lek batur te ino marak angkun ne ite si ngepe ye, sehingga apabila arak kekurangan batur bukan justru kita rendahkan, bukan kita saling umpat. 

Terlalu  banyak energi kita di NTB ini habis untuk saling menjatuhkan. Sehingga tidak ada tersisa energi untuk membangun. Dilihat saudaranya kurang, semakin dijelekan, dilihat saudaranya ada kehilafan semakin diungkit-ungkit, dilihat sesuatu yang kurang bagus, bukan diperbaiki tapi dijadikan bahan omongan. Sampai onta masuk ke lubang jarum kalau sesuatu yang tidak baik itu hanya diomongkan dan tidak diperbaiki tidak mungkin akan bisa nenjadi baik. Jadi kalau kita lihat batur lek dalam keadaan kita bermasyarakat, coba angkat tangan siapa yang merasa diri sempurna? Tidak ada yang sempurna. Bahkan perintah Allah SWT agar umat islam itu selalu tidak putus di dalam berjuang.
بنيان مرصوص
Apabila suatu perjuangan itu sudah selesai, maka di tampakanlah ada hal lain yang harus dikerjakan. Minak te madrasah rasa-rasanya semua kekuatan kita tumpahkan untuk membangun suatu bangunan, begitu selesai ternyata tuhan memberikan kita tugas yang lain. Ada bangunan yang lain kita harus selesaikan. Itulah umat islam kalau ada yang kurang kita sama-sama perbaiki. Kalau ada diantara saudara kita yang membutuhkan bantuan kita bantu. Menghimpun potensi umat itulah ajaran dari Al-Magfurulahu Maulanassyaikh. Allah itu suka mun te bareng-bareng ibaratnya ” بنيان مرصوص” maknanya bangunan yang kokoh, marsus tidak ada satupun lubang yang bisa dimasuki oleh bisikan setan yang bisa menjadi jalan untuk menghancurkan bangunan yang kokoh itu. Kenapa? Sik  kokoh kuatnya marsus berbeton seperti baja tidak ada satu pun lubang. 

Itulah perjuangan yang dicintai Allah SWT dan itu pula harapan Al Magfurulah saat mendirikan Nahdalatul Wathan. Jadi Nahdlatul Wathan Diniah Islamiah, Nahdlatul Banat Diniah Islamiah bukanlah tempat kita saling menjelek-jelekkan. Bukan tempat untuk menyebut aib orang, tapi ini adalah wadah perjuangan. Kalau ada di antara kita. sai-sai ne, siapa pun termasuk saya, kalau ada di antara kita, kesukaan kita hanya mengungkap-ungkapkan ke kurangan, saling menjatuhkan, menjelek-jelekkan satu sama lain. ndek ye tene taok te. Bukan di Nahdlatul Wathan tempat anda. Nahdalatul wathan dibangun oleh Al Magfurulahu untuk menghimpun potensi umat. 

Nahdlatul Wathan dibangun oleh Al Magfurulahu untuk mengajarkan kita, bahwa kita semua punya tanggung jawab. Al Maghfurulah mendirikan Nahdlatul Wathan menghimpun potensi umat. Skek, ndek ne potensi sik lenge, mun potensi sik lenge jek, be ite-ite mesak-mesak wah ngurus dirik te, potensi sik bagus sik te himpun, potensi yang baik, kalau potensi yang tidak baik itu pribadi-pribadi, untuk memperbaikinya masing-masing. tapi potensi yang baik terhimpun dalam Nahdlatul Wathan. Semangat untuk membangun, semangat untuk berdakwah, semangat untuk ‘amar ma’ruf nahi mungkar, menghimpun potensi umat. 

Al Maghfurulah mendirikan Nahdlatul Wathan juga untuk mengajarkan tiang plungguh masing-masing, untuk masing-masing belajar bertanggung jawab, (  كل كم راع وكل راع مسئول عن رعيته ) Kalau dulu bapak-bapak, ibu-ibu, hadirin hadirat yang berbahagia, banyak di antara tiang plungguh yang menganggap bahwa nasib kita itu ditentukan oleh orang lain. ado pokok ne aku, ku ngene-ngene wah, saya begini sajalah, biar dia yang bekerja, ooo saya ini bukan pegawai, saya ini orang biasa, biar Pemerintah yang menyelesaikan. ooo saya ini orang yang lemah, tidak punya kemampuan, tidak punya potensi, biar yang lain yang bisa yang menyelesaikan.

Melalui Nahdlatul Wathan, Al-Maghfurullah mengajarkan kepada kita bahwa kita semua punya potensi. Ite semua bedue kelebihan, ite semua bedue kelebihan, “ لكل شيئ مزية ” segala sesuatu itu punya keistimewaan. Apalagi manusia, manusia yang Allah SWT sendiri menyampaikan lek dalam Al- Qur’an “  ولقد كرمنا بني أدم ” Allah sik muliyaang ite. Masak,  Allah SWT  memuliakan kita, kemudian kita menghinakan diri kita sendiri? Mulia kita selapuk geh bapak-bapak, ibu-ibu geh, tao ite, maju ite Insya’Allah selapuk lamun te mele bareng- bareng. Kita ambil tanggung jawab itu. Tuan Guru bertanggung jawab dengan pengajar, orang yang punya tenaga membantu dengan tenaganya,  side juga. semua kita masing-masing, bahu-membahu, semua penuh kesadaran, saya bertanggung jawab!, Itu sebabnya Al-Maghfurulahu dari awal menumbuhkan”الثقة بالنفس ”, kemandirian. Ndek ne arak cerite Nahdlatul Wathan no bergantung lek Pemerintah, ndek ne arak cerite, ndek ne kanggo endah bergantung lek Pemerintah. Mun te mele pinak madrasah, pinak wah ite wah, mun ne bantu sik Pemerintah, Alhamdulillah. Mun ndek ne bantu jek, bee…. Kelewatan lalok mun basan te. 

Tetapi Nahdlatul Wathan tidak dibantu berpuluh-puluh tahun, tidak masalah. Tidak masalah, sekarang kader Nahdatul Wathan kebetulan diamanahkan menjadi Gubernur NTB tapi sekali-kali ndek ne kanggo NW itu bergantung kepada Pemerintah. Ndek ne kanggo, lek mbe taok te bergantung? Lek de side Allah. Setelah lek de side Allah, lek ite kemampuan te, sik te icanin oleh de side Allah SWT. Mun te bersandar lek de side Allah ndek ne arak kekuatan lek dunia sine bou ngalahang ite, mun te besandar lek de side Allah. Bersandar kepada yang Maha Kuat akan menjadi kuat. Mun lek Gubernur taok de besandar لااله إلا الله" “, tiang bae tempo-tempo lemes idap awak tiang, ampok side malek nyandar-nyandar lek tiang, ndek tiang mouk. Dendek lek Gubernur bersandar, dendek lek bupati  bersandar, dendek lek sai-sai bersandar. Te bersandar lek side Allah dan bersandar pada kekompakan kita, jamaah Nahdlatul Wathan. Dan buktinya nyata, buktinya hampir 900 Madrasah Nahdlatul Wathan itu di bangun karena kemauan kita. Coba lihat Al Magfurulahu Maulana Syaikh didalam wasiatnya ada foto beliau tahun 1936 ketika membangun NWDI apa yang kita lihat di depan beliau, yang bersama beliau itu bukan Datu, bukan Datu  pada waktu itu karena waktu itu masih penjajahan juga, bukan orang Belanda tempat beliau minta tolong, bukan orang Belanda atau siapa yang dia minta yang di ajak oleh Al-magfurulah tidak, tapi di depan beliau adalah jamaah semua ngeson apa arane? Geres. Satu jamaah ngeson, apa ngeson bahasa Indonesia? Me.. me…apa? bukan memikul, ngeson hebat bahasa sasak ndeh, jadi ada ternyata di antara bahasa sasak itu ndak ada bahasa indonesianya. Apa coba ngeson? Ngeson itu ne, apa? bukan memikul kalau memikul disini, menjinjing? Bukan menjinjing juga. Ngeson dah pokoknya. Siapa saja yang ngeson pada waktu itu? Yang menaruh pasir dengan wadah tilam, wadah tilam yang mungkin di buat dari anyaman daun kelapa, yang mungkin di buat dari anyaman bambu, mungkin sebagian juga di buat dari bahan tanah liat atau sebagian dibuat dari seng mungkin pada waktu itu. Tidak ada satupun, yang pada waktu mengeson itu sendirian, dia membayangkan bahwa akan jadi dengan pasir yang di taruh dikepala itu. Madrasah seperti yang ada sekarang kita saksikan, tidak ada. Itulah sebabnya Imam Fakhruddin Arrozi mengatakan bahwa “Tak ada kekhususan yang lebih hebat bagi umat Nabi Besar Muhammad SAW, kecuali kekhususan yang dititipkan Allah Fiihai atil jamaah pada saat mereka itu berjamaah” artinya apa? Pada saat kita berjamaah itu ada berkah dari Allah, ada kekuatan yang tidak ada kalau kita sendrian-sendirian, mun te mesak-mesak, ya Allah berapa kali kita ngeson baru bisa selesai bangunan Madrasah, mungkin sampai habis umur kita ndak akan selesai. Kalau kita sendiri tidak akan ada apa-apa, tapi begitu kita bersama, datang keberkahan dari Allah. ‘’البركة في الجماعة, البركة مع الجماعة” keberkahan itu bersama, itulah yang dibangun oleh Al-magfurulah dan dengan kebersamaan itu Al-magfurulah Maulana Syaikh memberikan kepada kita tanggung jawab ne ngajar ite bertanggung jawab. Seakan-akan mengatakan eh orang NW kalau kamu mau nasibmu berubah, rubah dengan dirimu sendiri. Hey wargaku, hey saudaraku, hey temanku, hey sahabatku kalau engkau mau maju, dengan kakimu sendiri kamu maju. Bukan dengan menitip kepada orang lain, bukan dengan digendong dengan orang lain, dengan kakimu sendiri. Bergerak, bergerak! Itu sebabnya Al-Mukarrom guru kita Bapak Kiyai Haji Abdurrasyid Abdullah As-Syafi’i menyebutkan apa yang sering Al-Magfurulah sampaikan “Matahari adalah Guruku, Guruku adalah Matahari”, itu kata Al-Magfurulah Maulanasyaikh. Sifat matahari tidak pernah berhenti, terus-menerus bergerak, sifat matahari itu adalah selalu memberikan yang bermanfaat, itulah Al-Magfurulah Maulanasyaikh.

Dengan cara beliau, pengajaran beliau membangun Nahdlatul Wathan mengajak kita bertanggung jawab terhadap masa depan kita, “إن الله لايغيرما بقوم حتى يغيرواما بأنفسهم”. Melalui organisasi Nahdlatul Wathan Al-Magfurulah juga mengajarkan kepada kita untuk bersama-sama merumuskan tujuan kita bersama. Apa-apa yang akan kita kerjakan te bareng-bareng, te musyawarahang, kita sepakati  apa tujuan kita, apa cita-cita kita dan bersama-sama kita kerjakan. Itu makna berorganisasi. Dulu Bapak-Bapak Ibu-Ibu pada zaman Baginda Rasulullah SAW, tidak ada organisasi. Maka ada orang berkata, “kenapa kok sekarang buat-buat organisasi?” macam-macam ada NW, ada NU, ada Muhammadiyah, ada macam-macam. Padahal dulu pada zaman Rasulullah SAW tidak ada organisasi, ow berarti organisasi itu tidak bagus, itu kata sebagian orang. Yaa aran jak dengan kan ngeraos sesuai ilmu ne, nggih. ye mune peje doang bilang jelo deit ne, be peje sik sugul, mune bilang jelo ne tokol lek bale be ndek erek sik, ndek ne erek sik sugul kecuali apa sik gitek bilang jelo lek bale, tapi kalau orang belajar ilmu seperti Al-Magfurulah Maulanasyaikh, seperti pendiri Nahdlatul Ulama Khadratussyaikh Kyai Haji Hasyim As’ariy, seperti pendiri Muhammadiyah Kyai Haji Ahmad Dahlan maka mereka tahu, bahwa salah satu jalan bagi umat islam, agar kehidupan bisa semakin baik, agar kualitas umat bisa semakin meningkat adalah dengan menghimpun potensi dan itulah sebabnya beliau-beliau termasuk Al-Magfurulah mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan.
Itu sebabnya ada dulu seorang namanya Syaikh Rasyid Ridho mengatakan, kata beliau
“ مالا يتم الواجب فهو واجب, فلا بد من تأليف على جمعية الد ينية والخيرية حتى نستطيع أن نحي حيا ة طيبة ”
Syaikh Rasyid Ridho mengatakan “ keadaan sekarang, pada zaman beliau laek, apalagi sekarang, kalau dulu cukup baginda Rasul SAW mengajak dengan wahyu yang diberikan kepada beliau, dengan kekuatan dari malaikat Jibril, dengan Al Qur’an yang diwahyukan kepada beliau, mengajak dengan ucapan Nabi, semua ikut. Tapi sekarang keadaan berubah, terlalu banyak kepentingan-kepentingan, hal-hal, informasi, segala macam yang baru yang masuk ke dalam umat. Maka untuk membangun kekuatan perlu yang pertama himpun potensi kebaikan, dibangunlah organisasi. “مالا يتم الواجب فهو واجب,” karena tujuannya adalah agar meninggikan kalimat Allah, tujuannya adalah memajukan umat, maka tujuan itu adalah wajib, maka sarananya pun atau jalan mencapai tujuan itu juga hukumnya wajib. Sesuatu yang apabila ndek te gawek, maka satu kewajiban tidak dapat dilaksanakan maka hukumnya sesuatu itu juga wajib. 

Side beketek aning Pancor, bau side selun-selun datang beketek? Ooo ndek, harus ne taek juluk  sesuatu, taek de sesuatu sino iye ibarat kendaraan sik nyampeang side, maka wajib hukumnya de ngadu ye. Suatu sarana itu supaya sampai kepada tujuan. Nah itulah, bapak-bapak dan ibu-ibu, Al-Maghfurulahu Maulanasyaikh tujuannya sangat mulia, mengimpun kita semua dalam kebaikan. Mudah-mudahan, terus-menerus dapat kita jaga bapak ibu geh. 

Maka setelah 15 tahun Bapak-Bapak Ibu-Ibu hadirin sekalian yang berbahagia Al Magfurulah Maulana syeikh meninggalkan tiang peliungguh, raga beliu meninggalkan kita tapi ilmu beliau tetep bersama kita, maka bagi tiang pelungguh yang perlu sekarang setelah Al Magfurulah maulana syeikh wafat adalah “توريث القيام “ mewarisi dan mewariskan pada saatnya nilai perjuangan. Luek cerite lek dalam sejarah islam, kalau mangkin kita bedoe imam panutan kita namanya imam syafi’i kemudian ada imam-imam yang lain yang tiga kemudian ada imam hanafi, imam maliki, amam hambali. Ada empat mazhab imam-imam yang hebat tetapi sesungguhnya laek Bapak-Bapak Ibu-Ibu pada zaman beliau-beliau ada imam-imam yang lain yang tidak kalah hebatnya di banding beliau. 

Pada zaman imam malik ada imam namanya Laiz Ibnu Sa’ad tokoh Imam yang hebat yang luar biasa tidak kalah alimnya dari Imam Malik, tapi mengapa ajaran imam Malik itu yang hidup sampai karang sedangkan mazhab Imam Laiz itu  tidak ada yang mengikuti kenapa..? sebabnya adalah dekne arak pewarisan ilmu, dek ne arak murid-murid sak nulis tentang ajaran imam Laiz membuat satu kitab menjadi pedoman untuk di amalkan dari generasi –ke generasi. Pade- pade guru sama guru sama-sama alim tetapi yang satu punya murid yang berbakti terus nyambung terus ke bawah, terus ngamalang ajaran-ajaranne maka hidup terus. Yang satu walaupun dia alim tapi murid-muridnya tidak bisa meneruskan..! hilang di telan zaman.

 Ada Imam Ibnu Jarir Attobari dengan luar biasa alimnya tafsirnya sampai 30 jilid dan semua orang yang menulis tafsir birriwayah itu berhutang kepada beliau kenapa..? karana beliau yang paling pertama mengumpulkan dalam bentuk yang paling hebat tafsir birriwayah tetapi mazhab beliau sekarang dek nearak wah telang kenapa..? bukan karna belia tidak alim, bukan karna beliau kalah di banding yang lain, tetapi karna tidak ada murid-murid yang menulis nilai-nilai perjuangan beliau,
Maka Bapak-Bapak Ibu-Ibu itulah sebabnya juga di dalam Al Qur’an Allah juga mengingatkan ” فخلف من بعضهم خلف أضاع الصلا ة واتبعواالشهوات فسوف يلقون غيا ”. Kadang-kadang guru bagus, laguk murid dek ne keruan pegaweanne, kadang-kadang orang tua bagus tetapi anak cucu dek ne keruan pegaweanne na’uzubillahi min zalik. Mudah-mudahan kita semua bagus enggih..! kita saling berdo’a. Kita do’akan semua warga Nahdlatul Wathan yang hadir di sini yang berada di rumah, yang di mana-mana, kita semua bisa mewarisi nilai-nilai yang  baik .

Dari dulu kita bisa mewarisi nilai-nilai yang baik dari Al Magfurulah. nilai perjuangan kalau di peras, nilai-nilai pejuangan Al Magfurulah, kan perjuangan Al Magfurulah itu selama beliau hidup panjang. Usia beliau 65 tahun lebih, beliau berjuang  banyak nilai-nilainya, banyak hikmah-hikmah yang beliau sampaikan, laguk lamun te pres kita cari intisari-intisarinya, maka ada majmuatul qiyam. Ada nilai-nilai pokok, ada inti-inti yang dak henti-hentinya beliau ulangi dan sampaikan lek tiang pelungguh, pertama pokoknya NW, Pokok NW Iman dan Taqwa. Yang paling utama itu, adalah iman dan taqwa. Ye si nomer skek. Walaupun kita berdarah NW, keturunan kita NW, selalu hadir di majlis ta’lim NW, namun pekerjaan tidak sesuai dengan iman dan takwa. Maka orang tersebut bukanlah warga NW, bukanlah murid AL Magfurulah yang baik. Murid yang baik adalah yang berpegang pada pokok NW, iman dan Taqwa. Makna dari iman taqwa itu apa? Ini semua yang hadir ini merupakan hibah ilahiyah. Karunia Allah kepada Al Magfurulah. Puluhan ribu orang datang setiap Hultah, bahkan ratusan ribu, dan datang tanpa dibayar. Dibayar side datang Hultah? Ndeeek (jawab jama’ah). Tanya para tokoh politik. Betapa sulitnya mengumpulkan orang. Teramasuk saat kampanye orang datang itu dibayar. Toh pada akhirnya banyak yang pulang sebelum acara selesai. Akan tetapi kenapa AL Magfurulah Maulanasyaikh  dikaruniai murid-murid yang ikhlas dan terus menerus, sehingga tidak perlu bayar. Ini merupakan karunia dari Allah SWT. Mengapa dikaruniakan rahmat seperti ini, karena memang tujuannya hanya untuk mendapat ridla Allah, serta perjuangan Maulansyaik berdasarkan tuntunan agama yang berlandaskan iman dan taqwa. 

Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian yang dirahmati Allah..
Ini pesan tiang leq side selapuk.
NW ini punya banyak madrasah, sudah memiliki gedung bagus. Syukur??? dan masih banyak pula yang bagus. Ndak apa-apa, Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memperbaiki, periri supaya bagus. Banyak sekolah-sekolah yang bagus ini kita senang, karena NW tidak saja mengandalkan perjuangan yang dilihat oleh mata saja, tidak mengandalkan sara fisik, tapi perjuangan NW yang utama sanadarannya adalah dengan berdoa dan bermohon kepada Allah SWT. Itu sebabnya Al Magfurulah Maulanassyaikh meninggalkan kepada kita tiga warisan. Yakni, Hizib Nahdlatul Wathan, Hizib Nahdlatul Banat dan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan. Selain ada shalawat-shalawat. Ada Shalawat Nahdlatain, Shalawat Mifathibabirahmatillah, Shalawat Taisir dan banyak Shalawat dan do’a-do’a lainnya.

Mengapa Al Magfurulah Maulanassyaikh, mengijazahkan do’a-do’a, hizib, do’a hishnul mani’ dan banyak do’a-do’a lainnya? Karena Al Magfurulah ingin menanamkan dan mengajarkan kepada kita semua, bahwa kekuatan kita tidak berada pada yang terlihat, sandaran kita bukan kepada bangunan, melainkan kepada yang maha Kuat, yaitu Allah SWT.   Dari mari kita banyak-banyak berdoa. Pokoknya NW, Pokok NW Iman dan Taqwa. 

Yang kedua bapak-Bapak dan Ibu-ibu saudara sekalian..
Al Magfurulah mengajarkan kepada kita untuk cinta ilmu. Hubbul Ilmi. Cinta pada ilmu. Maka dalam Nahdlatul Wathan, kemuliaan bukan pada keturunan, kemuliaan bukan pada jabatan organiasai, akan tetapi kemuliaan adalh pada ilmu pengetahuan. Sai-Sai, Warga Nahdlatul Wathan, Bisa jadi Pemimpin di Nahdlatul Wathan. Selama dia berilmu, selama dia berakhlaq, selama dia memegang teguh nilai perjauangan. Tidak mesti harus Zainul Majdi (beliau menyebut dirinya) sebagai Pemimpin Nahdlatul Wathan. Tidak harus keturunan Al Magfurulah yang jadi pemimpin Nahdlatul Wathan. Selama dia punya ilmu dan akhlaq serta memegang cita-cita perjuangan. Yang diwarisakan Oleh Al Magfurulah itu, bukan ta’asshub (panatik) kepada keluarga. Tidak. Melainkan ta’asshub kepada ilmu pengetahuan. Arti ta’asshub itu berpegang teguh. Al Magfurulah memang sering menyampaikan ayat :
(قل لا أسئلكم عليه أجرا إلا مودة فى القربى)
Tapi bukan berarti, saya sebagai cucu Al Magfurulah Maulanassyaikh. salah benar yang saya omongkan terus side milu doang, ndekne ye kenane ino.  ndekne ngeno kenane ino. Kalau keturunan Al Magfurulah Maulanassyaikh itu benar perbuatannya, akhlaknya baik, ikuti dia. Sebagaimana kita diperintahkan mengikuti siapapun yang berilmu dan berakhlaq baik. Leguq mune salaq je, peringet ye. Kadang-kadang pegaweande sipade enggih doang no, sik nyebapang ape-ape ine sisebenarne masi bau teperiri, jeri sekat tepriri. Ape doang surahangne, enggih doang. 

Ajaran (سمعنا وأطعنا  ) betul tetapi (سمعنا وأطعنا في ما يوفق شرع الله ). Kami dengar dan kami taati, pada ajaran yang sesuai tuntunan Allah. Mune tejak side pade tame reban, mele side?? Ndeeek (jawab jamaah). ndekne wah Al Magfurulah Maulanassyaikh nejak ite tame reban, leguq Al Magfurulah  nejak ite tame syurge.. ndkne wah. Sai-saine. Zainul Majdi kah namanya, jabatannya apapun, warga Nahdlatul  Wathan harus bisa menjadi ummat yang cerdas. Pakai akal fikiran yang dipakai oleh Allah. Kedu ye akal no. Dendek side jari erak lek akhirat, side ngeluh. (لو كنا نسمع أو نعقل) eeeee coba laek pada saatku idup lek dunia, ku mele ngadu akalku. Ndekne ngenen kejarianku. jangan sampai kita seperti itu. Maka mari semua keturunan al magfurulahu, semua murid-murid al-magfurulahu tampa terkecuali. Mari kita belajar bersama-sama termasuk saya untuk terus menerus mengamalkan pokok-pokok perjuangan Hamzanwadi, pokoknya NW pokok NW Iman dan Taqwa, termasuk “Hubbul ‘Ilm” Cinta Kepada Ilmu. Kan Nabi SAW pernah menyampaikan sik aran dengan islam geh, sik aran dengan islam itu, orang mukmin itu dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam At-Tirmidzi layyasyba’al mukminu min khairin yasma’uhu hatta yakuna muntakhodul jannah. Orang yang beriman itu, kata Nabi kita Nabi Besar Muhammad SAW : Tak pernah bosan, tidak pernah merasa puas, tidak pernah merasa cukup untuk mendengar ilmu  dan mengamalkan ilmu sampai dia sampai ujungnya, akhirnya masuk ke dalam syurga. Artinya sepanjang hayat kita teh tebareng-bareng tepacu-pacu nuntut ilmu dan mengamalkan. Mengapalkan penting bapak ibu, hadirin dan hadirat tidak kalah penting dibanding mencari ilmu itu sendiri karna munte mete ilmu sekedar untuk kumpul pada diri kita jangan-jangan erak jari berat ite pada hari kiamat, marak akun kelede sik tetolok lek bongkorne kitab seluek-luek kitab tetep dek mauk manfaat Na`uzubillahimin Zalik. Ilmu yang kita pelajari mari te bareng-bareng berusaha ngamalang ye, banyak majlis-majlis zaman hayat Al Magfurulah maulana syeikh jarak-jarak untuk ngamalkan juga luar biasa di NTB tidak putus-putusnya tidak hanya satu, dua, tiga bahkan tak terhitung jalan untuk mengamalkan kebaikan, jalan untuk berbuat baik. 

Apa mengamalkan ilmu itu ? kata Nabi” "كل معروف صدقة, berbagi kepada orang itu jalan kebaikan. Kata Sahabat: Ya Rasulullah kalau tidak ada rezeki yang kita bagi bagaimana kita berbuat baik ? bagaimana kita mengamalkan kebaikan ? ” يعمل بيده وينفق نفسه ويتصدق” kalau memang tidak ada yang lebih untuk berbagi kepada orang paling tidak bekerja, bekerja yang halal, berbuat kebaikan, bermasyarakat dengan baik, ikut bahu membahu, tolong menolong. Sahabat bertanya: Kalau tidak dapat bagaimana Ya Rasulullah “يعين ذاالحجاة المعروف     “ kalau memang tidak bisa yaaa paling tidak membantu orang lain. Kata Sahabat : mun ndekne bau ngumbe ya Rasulullah : يمسك عن الشر " “ paling tidak mun dek te bau besedekah kalau kita tidak bisa berbagi, tidak mau ikut gotong royong, tidak mau membantu orang dalam kesusahan paling tidak kita mencegah diri kita dari berbuat sesuatu yang menyakiti hati orang lain, itu paling rendah tingkatan mun dek te bau bagus mane-mane dendek te miak sak lenge, laguk masak te mele mane-mane terus, ah mele mane-mane trus..? Ooo..dek. sik te mele adalah sik paling atas, sik paling bagus berbuat yang paling baik untuk NTB. Karena NTB ini amanat Allah, untuk lombok timur,untuk Indonesia,untuk seluruh karna ini amanat Allah. 

Bapak ibu hadirin hadirat yang berbahagia tentu selain iman taqwa ada juga hubbul‘ilm, ada juga sifat-sifat yang disampaikan Almagfurlahu Maulanasyaikh banyak disampaikan kepada tiang pelungguh. Salah satu yang paling sering disampaikan adalah sifat sabar. Sabar itu, macam-macam bentuknya ada sabar terhadap musibah artinya apa? ya kita ikhlas, kalau musibah itu terjadi kita ikhlas,
         
ada juga sabar yang lain kata ulama, apa itu? sabar dalam makna berbuat,
Kalau sabar tehadap musibah itu ya kita terima tetapi untuk hal-hal yang lain termasuk di antaranya ketaatan, amal sholeh, kesabaran kita adalah di dalam bekerja dan melaksanakannya. Jari dengan si teruuus menerus beramal shaleh seperti beliau al-magfurulah Maulanasyaikh adalah orang yang sangat sabar, sabar dalam berbuat kebaikan  sik aran sabar no ndekne sekedar te terimak musibah doang tapi sikap sabar itu adalah keteguhan dalam kebaikan. Kata imam Al ash-fahani
“الصبر في مجا هدة النفس” melawan hawa nafsu kita itu juga bagian dari kesabaran dan kesemuanya di ajarkan oleh Al Magfurulah ada juga nilai keistiqomahan, istiqomah itu sering di sebutkan oleh Al Magfurulah bahkan beliau sampaikan “الإستقامة خيرمن الف كرامة ”, keistikomahan itu jauh lebih hebat dari seribu macam kekeramatan.
Apa makna istiqomah itu, tetap dalam yang baik, karna sayyidina Umar ra Iitiqomah itu adalah "لزوم بطريق الخير" tetap pada yang baik, kata sayyida Utsman Bin Affan istiqomah itu adalah العمل بإخلاص beramal dengan ikhlas, kata sayyidina Abu Bakr As-Shiddiq istiqomah itu موافق القول العمل cocok perbuatan dengan ucapan. Semua yang disampaikan oleh sahabat Nabi itu arahnya sama bahwa istiqomah itu adalah beramal shaleh dengan sebaik-baiknya, ucapan maupun perbuatan serta berusaha tetap tidak terpengaruh dalam keadaan apapun walau ada perubahan-perubahan di sekitar kita tapi kita tetap dalam kebaikan, itulah yang diaajarkan oleh Al Magfurulahu maulanasyaikh. Maka mudah-mudahan bapak ibu hadirin hadirat sekalian yang berbahagia HULTAH NWDI yang ke 88 ini kita semua bertasyakkur Alhamdulillah geh,,, Insya Allah Nahdlatul Wathan Fil Khair Nahdlatul Wathan fastabiqul Khairot. Memang bapak ibu hadirin hadirat  sik aran te jari manusia silih berganti generasi, tahun kemarin banyaaak tuan guru-tuan guru kita hadir tokoh-tokoh kita yang sebagiannya mangkin niki wah ndekne arak tahun ini meninggal dunia, pejuang-pejuang NW yang tiang ingat tahun ini meninggal dunia ada Almarhum Bapak Al Ustadz TGH. Fu’ad Mukhtar Lombok Utara baru meninggal dunia, ada keturunan beliau di sini ? coba berdiri! ah ini H. Najmul Akhyar. Ini keturunan beliau. Dengan toakne santer isikne berjuang lek Nahdlatul Wathan ye ampune berkah bijene jari Wakil Bupati Lombok Utara. Ada Almarhum Al Magfurulah TGH. L. M. Zainuddin Munir, ada hadir keturunan di sini ? subhanallah. Seorang murid Al-Magfurulah Pimpinan Wirid Khusus yang istiqomah luar biasa pondoknya namanya Tarbiyatul Islam karena beliau faham bahwa islam itu bisa maju kalau pendidikan itu maju, beliau baru meninggal dunia. Ada Almarhum anggota Dewan Musytasyar Almarhum TGH. Dr. Djamalullail yang di Malaysia. beliau juga baru wafat, banyak yang meninggal.
Ada juga pejuang termasuk simpatisan Nahdlatul Wathan yang sangat cinta kepada anak-anak yatim Almarhum H. M. DJuaini juga meninggal dunia, banyaak yang sudah meninggal dari tahun ke tahun. Untuk kita yang masih hidup kita sampaikan semoga yang meninggal dunia tahun ini mudah-mudahaan beliau-beliau semua diberikan kelapangan oleh Allah SWT kuburnya menjadi Raudhah Min Riyadhil Jannah. Dan kita semua yang masih hidup mudah-mudahan bisa meneruskan Bapak-Bapak Ibu-Ibu geh..!
Bapak ibu hadirin hadirat sekalian yang berbahagia, banyak jalan perjuangan dan kebetulan salah seorang kader Nahdlatul Wathan tiang Muhammad Zainul Majdi sedang di amanahkan menjadi gubernur NTB, Maka tentu tiang juga menyerukan kepada pelungguh semua kepada Bapak-Bapak Ibu-Ibu warga Nahdlatul Wathan dimanapun mari kita bangun daerah kita, kita bangun daerah kita enggih..! yaabani waatoni yajiddu wahai anak-anak negri kita semua, watoni itu taukid tempat kita lahir disini di NTB, bagi lombok, ya..bagi orang lombok, sumbawa ya..bagi orang sumbawa, ajiddu washaru tulal layali bersunguh-sungguhlah, jadi Almagfurulah dekwah tejak te bejorak, wah side te tejak bejorak sik Al Magfurulah..? dek ne arak bersungguh-sungguh ayok enteh, teperiri, mari kita perbaiki keadaan kita, washaru tulallayali, bahkan kalau siang dak cukup malam pun kita pakai untuk bekerja, bukan hanya bekerja buat anak, bekerja yang lain, beribadah. Itu gambaran dari Al Magfurulah maulana syeikh waktu itu untuk kebaikan. Hayya gonu nasi dana yaapata sasak bi indonesia, Eee..pemuda sasak..! mana pemuda-pemuda sasak? coba angkat tangan..! balligil ayyamawallayaliya ila akhir. Al Magfurulah itu dengan sasak yang bangga dengan sasaknya, orang NTB yang bangga dengan NTB nya, orang indonesia yang bangga dengan indonesianya, dan seorang muslim yang tak ada kebanggaan yang lebih pada diri beliau selain jadi seorang hamba Allah. Itu Al Magfurulah maulana syeikh baligil ayyamawaliya sampaikan kepada siang dan malam, nahnu ikhwanustofa kulluna alalwafa kita ini persaudaraan yang dilandasi dengan hati yang bersih aden te pade-pade bagus kulluna alalwapa kami ini berbakti kami ini siap melaksanakan yang baik,la lanubali tak peduli dengan tantangan seberat apapun mayyas ‘alilma’ali kalau niat sudah di tanamkan tujuan sudah jelas cita-cita kita sudah sepakati bersam, cita-cita perjuangan, cita-cita Nahdlatul Wathan laa..yakhsya lilkhusuli tidak takut dengan apapu selama kita dalam kebenaran subhan Allah akhir dari syair itu di sebutkan oleh Al Magfurulah Indonesia antirom zul istihadi jadi sasak ite bukan sask lebu, taok de sasak lebu ah..? sasak te lebu sasak te sasak yang milu-miluan, kita sasak kita adalah sasak yang punya inisiatif, sasak yang mau maju, sasak yang tidak mau ketinggalan, supaya sama dengan saudara-saudara kita yang lain, Samawa, Eembojo, Jawa semua sama-sama untuk apa..? antirom zul istihadi jadi ternyata pejuangan Nahdalatul Wathan bukan hanya perjuangan Diniah tetapi juga Wathoniah membela tanah air, kita bela bersama enggih..! nah ini yang dapat saya sampaikan harapan tiang besar pada pelungguh semua bahwa jalan untuk kita berhidmat sebagai warga nahdlatul wathan di NTB, di Lombok Timur di semua tempat itu banyak mari kita bekerja untuk kebaikan, kita bekerja untuk kebaikan kita majukan terus, termasuk Lombok Timur kita majukan terus, kita majukan terus Alhamdulillah selama beberapa tahun terkhir ini memang selapuk lek dunie ni arak doang kekurangan tetapi kalau orang yang punya kemauan untuk yashadu, yusahidu, sahadatal wakiq kalau mau membuka matanya dan melihat bagaimana keadaan daeraahnya maka tidak ada seorang yang bisa menapikan sudah ada banyak bahkan kemajuan di Lombok Timur yang kita cintai Alhamdulillahirobbil alamiin. Maka saya sebagi Ketua Umum Dewan Tanfidziah Pengurus Besar NW menyampaikan terima kasih kepada semua yang bekerja untuk membangun daerah. Karena semangat NW Itu adalah mendukung yang membangun daerah semangat NW mendukung yang berbuat kebaikan, kalau saya pribadi mengucapkan kepada Bapak H. M. Sukiman Azmy, trima kasih kepada Bapak H. M. Syamsul Luthfi. Dan harapan saya besar mudah-mudahan terus berlanjut beliau berdua insya Allah, terus membangun Lombok Timur, Bapak H. M. Sukiman Azmi beserta Bapak H. M. Syamsul Luthfi bersama-sama terus untuk membangun Lombok Timur Mudah-mudahan di beri kemudahan oleh Allah SWT bapak ibu sepakat dengan apa yang tiang sampaikan..? sepakat..dengan meneruskan yang baik dan kalau ada kekurangan te bareng-bareng pade meririk ye..? itu semangat Nahdlatul wathan, jari ye mari te pade bareng-bareng sik bagus, apabila ada kurang mari sama-sama kita perbaiki. Nah jadi ini ucapan terima kasih saya dan harapan saya mudah-mudahan bisa terus berlanjut harapan kita semua mudah-mudahan geh bisa terus berlanjut membangun Lombok Timur lebih bagus lagi di masa-masa yang akan datang .
Demikian yang dapat tiang sampaikan, pokoknya NW pokon NW Iman dan Taqwa, tiang ajak pelungguh semua, ada satu lagu yang lupa, bukan lupa mungkin di hati kita sudah kita nyanyikan bersama tapi belum dinyanyikan dikesempatan ini. Saya minta kita sama-sama menyanyikan Anti Ya Pancor Bilady, ayo di mulai ; Antiya Pancor Biladi – Sampai Akhir. Al magfurulah menyampaikan bahwa Wathani Ruhiy Fida’u, e tanah tumpah darahku, e NTB, e Lombok Timur, e Pancor Ruhiy Fi Dau ruh saya adalah penebus untukmu artinya selapuk sik arak lek aku ku kadu untuk memperjuangkan supaya engkau maju, itu semangat perjuangan Nahdlatul Wathan. Naaah sudah, e mudah-mudahan te bau teterusan ndeh mudah-mudahan amin ya Rabbal Alamin. Demikian yang dapat saya sampaikan, silahkan pelungguh semua setelah selessai Hultah, shalat Zuhur dan pulang ke tempat masing-masing dengan tenang, tertib Insya Allah selamat semuanya. Amin Ya Rabbal Alamin
والله الموفق والهادي إلى سبيل الرشاد
والسلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

6 komentar:

  1. alhamdulillah....

    terima kasih atas ide kreatifnya

    jazakallah khairol jaza'

    BalasHapus
  2. Syukran, tapi kayaknya ada yg hilang,,

    ada yg punya dokumen pidato hultah Anjani juga ga??? sy penasaran banget, katanya ada sesuatu....

    BalasHapus
  3. bisa didengar langsung ceramah Gede Zainuddin tsani di link ini http://www.youtube.com/watch?v=APOgHf4ccqc

    BalasHapus
  4. DUA TGB-KU JAYA TRUS DUA UMMIKU BAHAGIA TRUS KAKEKDA DAN AYAHANDA PASTI BERSAKSI BAHWA SURAT ALWQIAH SUCI SESUCI ERJUANGAN NW DAN JAMAAHNYA
    MARI MERAJUD RIDLO ALLOH ABAIKAN TIUPAN "ANGIN-ANGIN ITU" SONGSONG SEPEREMPAT ABAD WASIAT RENUNGAN MASA. DARI AKU YANG RINDU

    BalasHapus
  5. KANGGO NDEQ SY POSTINGAN SEMETON TTG HASIL KARYA SANTRI NW, MISALNYA.

    BalasHapus
  6. makasih pidato ne meton, izin copy

    BalasHapus