BULAN BINTANG BERSINAR LIMA
“ Makna Simbolik Dalam Perspektif Kesejarahan “
Falsafah Lambang Organisasi  Nahdlatul  Wathan adalah :Bulan melambangkan  Islam,  Bintang melambangkan Iman dan Taqwa, Sinar  Lima melambangbkan Rukun   Islam, Warna gambang dan tulisan putih melambangkan Ikhlas dan   Istiqomah, Warna dasar hijau melambangkan  Selamat  Bahagia Dunia Akhirat.
Secara normatif, simbol seringkali  diartikan  sebatas penghias seperti bendera  atau vigura dalam sebuah organisasi. Nyaris  tidak gali filosofi dan  makna kesejarahan dibalik simbol tersebut.  Padahal betapa sebuah simbol  akan sangat bermakna ketika kita mau melihat  sekilas sejarah bagaimana  simbol itu dibuat. Dengan  demikian, sangatlah tepat dan  cerdas bila simbol Bulan Bintang Bersinar  Lima dipahami sebagai sebuah  nilai kesejarahan yang berkaitan dengan  agama dan negara bahkan lebih  dari hal tersebut sebagaimana akan  dijelaskan berikut ini. 
Dalam  konteks sejarah peradaban  global misalnya, simbol Bulan Bintang  Bersinar Lima, pertama kali  digunakan oleh kesultanan Turki Utsmani  tahun 1517-1923 M sekitar  pertengahan abad ke sepuluh. Dalam dekade  yang sama Turki Utsmani  berhasil menaklukkan konstantinopel yang  beribukota Romawi di bawah  kekaisaran Bizantium, sebuah negara adidaya  pada zamannya. Keberhasilan  Turki Utsmani dalam menaklukkan kota Romawi  tidak terlepas dari janji  Rasulullah SAW, bahwa kota tersebut memang  milik umat Islam.
Kota  Romawi ditaklukan oleh  Sultan Mahmud II atau lebih popular dengan nama  Sultan Muhammad Al Fatih  dan di kala itu Kekaisaran Bizantium  menetapkan Kristen sebagai agama  resmi negara dengan lambang bulan  bintang sebagai simbol negara. Setelah  Turki Utsmani resmi berkuasa  dalam menjalankan kebijakan negara, simbol  tersebut tetap di  pertahankan dan secara konstitusional akhirnya  menjadi lambang negara  dengan ibukota Istambul.
Sebelumnya,  bendera Turki Utsmani  hanya berbentuk segitiga sama kaki dengan garis  sisi kakinya  melengkung, berwarna merah. Setelah penaklukan  konstantinopel, di tengah  bendera itu ditambahi gambar bulan dan  bintang berwarna putih. Pada  tahun 1844, bentuk bendera tersebut  disempunakan lagi hingga menjadi  segi empat. Kemudian pada tahun 1922  kembali mengalami modifikasi yang  selanjutnya di tahun 1936 ditetapkan  dalam konstitusi. 
Setelah  runtuhnya turki utsmani,  lambang tersebut tetap menjadi bendera resmi  Turki Modern, hanya saja  ada perbedaan yang cukup significant yaitu  bintang dan bulan sabitnya  dibuat agak langsing dan tidak terlalu  tebal. Sejak itulah bendera bulan  sabit menjadi bendera resmi umat  Islam dengan kekuasaan territorial  yang luas. Dengan demikian menjadi  sangat wajar jika lambang itu begitu  melekat di hati ummat Islam  diseluruh belahan dunia.
Kenapa  NW Menggunakan Simbol Bulan Bintang Tersebut?  
Sehubungan dengan sejarah itu,  pendiri  NWDI, NBDI, dan NW (TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid  Al-Masyhur)  yang seorang ulama bervisi global, yang sangat memahami dan  menghargai  arti sejarah mengabadikan elan kejuangan tersebut. Karena  sejarah  merupalkan cerminan masa lalu untuk menghadapi masa yang akan  datang.  Sejarah adalah peristiwa yang terjadi berdasarkan fakta dan  bukti  nyata. Oleh karena itu, setelah beliau menamatkan studinya di  madrasah  Ash-Shaulatiyah makkah atas perintah mahagurunya yang sangat  dicintai  dan disayangi, yaitu Maulana Syeikh Hasan Muhammad Al-Masysyath  beliau  kembali ke Indonesia, mendirikan Pesantrean Al-Mujahidin  selanjutnya  Madrasah NWDI dan NBDI, kemudian menyatukannya dalam sebuah  Organisasi  Nahdlatul Wathan. Semua lembaga yang bernaung dibawah  Organisasi  Nahdlatul Wathan diberi simbol “Bulan Bintang Bersinar Lima”.
Adapun arti dan Falsafah Lambang   Organisasi Nahdlatul Wathan adalah :Bulan melambangkan Islam,   Bintang melambangkan Iman dan Taqwa, Sinar Lima   melambangbkan Rukun Islam, Warna gambang dan tulisan putih   melambangkan Ikhlas dan Istiqomah, Warna   dasar hijau melambangkan Selamat Bahagia Dunia Akhirat.
Untuk melanjutkan gerak Nahdlatul   Wathan ke depan, beliau sangat mendambakan munculnya Bintang-Bintang   Nahdlatul Wathan. yang memiliki potensi dan militansi tinggi,   baik dari segi semangat, wawasan, maupun dari segi bobot keilmuan.   Cita-cita beliau, dituangkan dalam salah satu bait Hizib. “Dan   Sinarilah Negara Kami Dengan Bintang–Bintang Nahdlatul Wathan “.
Untuk menjadi seorang bintang  yang  cemerlang, yang popular yang dibutuhkan dan dicintai oleh  lingkungan.
- 1.Kualitas sinarnya, kecemerlngannya itu yang membuatnya tampak jelas dan menonjol diantara orang lain/organisasi lain.
- 2.Daya tariknya yaitu janji akan keuntungan bagi orang lain.
- 3.Dampaknya, bila anda menghasilkan, anda akan dilindungi oleh mereka yang diuntungkan dan disanjung serta dicintai dan disayangi oleh yang ingin diuntungkan.
- 4.Hormatnya, karena anda yang memiliki pribadi dan akhlak yang pantas dihormati.
- 5.Menghasilkan banyak karya (banyak berbuat untuk orang lain).
- 6.Selalu karyanya ingin menjadi besar (bercita–cita besar).
- 7.Tindakannya, tepat waktunya (mematuhinya).
- 8.Tidak menunggu tetapi harus menjadi orang yang pertama memulai
- 9.Anda harus memiliki mental yang kuat seperti batu karang yang hidup dalam laut.
Semoga penjelasan singkat   tersebut, mampu menambah wawasan kita tentang makna filosofis dan   kesejarahan bulan bintang yang menjadi simbol organisasi yang sama-sama   kita cintai ini. Wallahu A’lam Bis Shawab!




 

tr ks smg shat sll
BalasHapus